PUISIKU

oleh : Egan Musti

puisiku lengang tidak ingin dikarang
puisiku buta tidak mau dibaca
puisiku tuli tidak ingin digali
puisiku bisu tidak mau menahu

puisiku angin kapas hujan
puisiku lindu jantung malam
puisiku gelap selaput mata
lalu menggelombang dan menikam cinta

sejauh mata setiap rindu datang meraba
puisiku adalah satu kasih yang sama
sejauh kaki berlari dari tempat terakhir kita bertemu
puisiku masih tentang dirimu

jika menciptakan puisi adalah dosa
bawalah aku ke dasar neraka
biar aku bisa terus menulis dan menulis
kecerlangan yang bahkan aku tidak mampu melukis

bagaimana aku memahami
indah dari keindahan yang sempat aku temui
nanti atau setelah nantinya lagi
tentunya aku tidak ingin begini
apalah arti cinta
nanti juga tidak akan terjadi apa-apa
gema dimana-mana hanya memantul sementara

kaki ini bukan tempat hati mampu bertahan
ingatan bertukar ruang tempat kau dilapangkan
rimbunmu menghijau dan mengeja umur masa
air sungai dari haus rindu tiada tara, tapi
nanti atau setelah nantinya lagi
aku berjanji tidak akan begini lagi

jika puisi ini tidak ingin kau dapati
cabutlah akar dari pohonnya
hapuslah tinta dari batang penanya
dan tenggelamkan ia sedalam-dalamnya
di kemudian ia masih tersenyum di dasar samudera

puisi ini hanya ingin hidup sendiri
membentuk tubuh dan darahnya sendiri
dari sisamu yang menciptakan kata dari tawa pelangi
sampai suatu hari nanti,
ia mengubur dan mengurai diri

Sukoharjo, 28 Oktober 2023

(59)

RINDU HANYA KABUT

oleh : Egan Musti

rindu hanya kabut malamku
telah jauh kularung tapi kembali mengepung
membuka cahayamu yang telah dipendam
pelita merah dari pembakaran kertas kalender
setiap aku pajang siang malam hari
dalam hati yang telah dipastikan
bayangmu di sana setia bersarang


Sukoharjo, 27 Oktober 2023

(58)

SUDAH PAGI

oleh : Egan Musti

kain putih aku lukis
untuk memaknai wujud dari suaramu
setitik embun yang mengelabuhi mata
dan menggigilkan telapak kaki
saat bayangku dikejar fajar begini
jam-jam dengan denting nyaring
menghapus suara puisi malangku
yang aku rangkai dengan bahasa terlarang
yang tidak pernah kau perdengarkan

bagaimanapun aku
pengembara yang lupa kembali pulang
membawa kuas dan tinta hening malam
sejauh jasadku berjalan menanti
hidupku hilang dimakan pagi
apa memang sudah masa penghabisan
kisah kita yang terlupakan
aku hanya belajar melukis cinta
tidak dengan jalan nasibnya

Surabaya, 17 Oktober 2023

(57)

BUKAN SIAPA-SIAPA

oleh: Egan Musti


aku bukan siapa-siapa
di balik awan tempat biasa
andai mata mau menengok
orang juga tidak jauh
tapi tidak ada jalan keluar

kalaulah memang sudah sunyi
baiknya jangan menghantu lagi
mengayam bilik remang bambu
tempat tergelap bekas bayangmu
di sana keringat berkucuran rindu

beralaskan tikar pandan kering
dari hutan yang kudapati kemarin
beberapa jamuan aku persembahkan
barangkali, kau mau datang menyapa
biar esoknya, kita kembali sarapan luka


Surabaya, 15 Oktober 2023

(56)

SERUPA AKU

Oleh: Egan Musti

malam ini serupa aku
semakin pagi diburu waktu
di bawah tangan kugantungkan rahasia
langkah tanpa wajah sesiapa

jalan hidupku telah dibuntu
pisau nasib bermata satu
di depan aku bertikaian dengan cinta
yang menjajakan satu kisah serupa

aku seperti tumpukan arang
dan rindu berpentas di punggung api
meski sering aku ingin membakar diri
hujan turun kelewat garang di sini

Jombang, 10 Oktober 2023

(55)

PUISI INI

oleh : Egan Musti

puisi ini
aku nikmati sendiri
aku tidak mau kau mendengar
hanya setitik engkau seluruh alam bergetar
biar bahasaku diabadikan masa
lalu kuterjemahkan tubuhmu dengan tarian pena

aku benci keramaian
aku benci suara-suara yang bukan suaramu
padahal pada setiap malamku
kau selalu menjelma sunyi
dengan lalu lalang bayang yang mengurung diri
dan debunya membuat pedih duka mata

jangan ikut campur
cintaku, biar aku saja yang mengatur
pelan-pelan kularungkan tengah lautan
apa nanti membara lebih lama
apa besok berceceran lagi luka-luka
aku ingin kau tidak tahu apa-apa

aku gantungkan
lampu hitam kenang-kenangan
untuk penerangan hidup sewaktu-waktu
langkahku tersambar kembali gemuruhmu
aku ingin tetap berjaga di sini
sampai denyutmu tidak terasa lagi

Surabaya, 10 Oktober 2023

(54)

DARI SEKIAN

Oleh : Egan Musti

dari sekian banyak mendung
hanya kau lah yang bisa membuat hujan
dengan airnya, telaga dipenuhi mimpi
juga melebarkan luka di patahan hati

dari sekian musim kemarau
hanya kau lah yang bisa membuat tanah retak
dengan panasnya, ladang ibuku dulu menanam,
daun layu saat rindu ingin mengembang

dari sekian banyak tujuan
masih kau lah sunyi tempat aku ingin sendiri
biar sembunyi malam, cinta aku hamparkan
sudah tidak ingin berganti lagi

Surabaya, 06 Oktober 2023

(53)

Blog di WordPress.com.

Atas ↑